Guru SD di Bengkalis Mengadu Ke Dewan Minta Dibantu Jadi Honorer Pemda
dibaca: 4949 kaliBerita Sebelumnya
- Berita Kehilangan Surat Tanah Atas Nama Bukhori, HS
- Pemdes Pematang Duku Ikuti Pawai Taaruf Sukseskan MTQ Ke - 57 Kecamatan Bengkalis
- Info Kehilangan Surat Tanah Atas Nama Bukhori, HS
- PMII Bengkalis Bersinergi Dengan PLN Bengkalis: Wujudkan Akses Listrik Gratis Lewat Program Light Up
Berita Terkait
- Askori : Jika UPT Balai Benih Teluk Papal Tidak Dikelola, Lebih Baik Ditutup Saja!
- Anggota Satgas TMMD 108 dan Masyarakat Gotong Royong Pengecoran di Jalan Rumah Sawit Inap
- Dansatgas TMMD KE-108 Tahun 2020 Sosialisasi Wasbag di Desa Api-api
- Direktur Polbeng Terpilih Silaturahmi Ke Plh Bupati Bengkalis, Ini Harapan Bustami HY
- Mahasiswa Polbeng Berhasil Masuk Final Lomba LAI2- Covid19 Bersaing Dengan ITS dan UI
- Forum CSR Diaktifkan, Merupakan Upaya Menagih Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
BENGKALIS - Seorang ibu mengadu keluhannya ke anggota DPRD kabupaten Bengkalis Askori, Selasa (7/7/2020) petang saat meninjau lokasi pembenihan ikan di Kecamatan Bantan. Ia mengeluh, tiga belas tahun lamanya menjadi seorang tenaga didik di SDN 27 Bantan namun tidak diperhatikan Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Pendidikan.
Perhatian dimaksud ibu bernama Azlina bukan tentang fasilitas atau kelengkapan dari Pemerintah untuknya sebagai tenaga pendidik di sana. Melainkan statusnya sebagai tenaga honorer sekolah yang berharap menjadi honorer Pemerintah Daerah (Honor Pemda).
Di hadapan politikus Partai Nasdem ini, Azlina menuturkan sudah mengabdi sebagai tenaga pendidik di SDN 27 Bantan sejak 2007 silam. Saat itu, gajiannya masih Rp350 ribu.
Menurut Azlina, gaji sebesar itu diterima selama 5 Tahun. Setelah itu naik menjadi Rp650 sampai Tahun 2019. Baru Tahun 2020 ini menjadi Rp1,5 Juta.
"Kalau operator sekolah semuanya sudah diangkat jadi honor Pemda pak. Saya sudah penat, capek mengurus ke dinas, dia suruh masukan bahan saya masukan bahan. Tapi belum juga masuk (honor Pemda), "ungkapnya terbata-bata.
Azlina sempat mempertanyakan alasan pihak terkait. Namun ia kecewa namanya tidak masuk sebagai salah satu guru berstatus honor pemerintah karena tidak punya dekengan orang kuat.
"Alasan mereka, saya tidak ada dekengan. Kemudian, pakaian sistem dirangkingkan, nama saya rangking 4 tapi pas keluar tidak ada nama saya. Malahan yang masih baru honor keluar duluan status honor daerahnya, " beber Azlina lagi.
Status honor Pemerintah diharapkan Azlina agar statusnya sebagai tenaga pendidik di SDN 27 Bantan lebih jelas. Ia berharap anggota DPRD kabupaten Bengkalis Askori dapat membantunya.
"Saya minta tolong dengan pak Askori pak, karena saya sudah lama, sudah tiga belas tahun. Dari saya menikah, sekarang sudah SMP anak saya, saya masih berstatus honor sekolah,"pintanya.
Anggota DPRD Bengkalis Askori menyesalkan kurangnya perhatian Dinas Pendidikan terhadap tenaga pendidik yang sudah belasan tahun mengabdi.
"Tidak ada otak, harus dicuci otaknya. Katanya Dinas Pendidikan, kerjanya tidak pakai otak, kalau pakai otak tentu Ibu ini diperhatikan. Tidak payah mengadu-ngadu ke saya, itu hak ibu ini,"kesal Ketua Partai Nasdem ini.
Disebutkan, ada sekolah tertentu di Bengkalis yang tenaga baru sudah berstatus honor pemda. Sikap ini tentu terkesan menganak tirikan tenaga pendidik.
"Ada beberapa sekolah tertentu, tidak perlu saya sebutkan. Tapi kalau Dinas Pendidikan melawan akan saya buka satu persatu. Ada dekengan ini dan itu, banyak yang baru diangkat jadi honor Pemda, "tutup Askori.**(rls)
Print Berita0 Komentar
Tulis Komentar
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.

