Curah Hujan Meningkat Dinkes Kab. Bengkalis Himbau Masyarakat Antispasi DBD
dibaca: 2496 kaliBerita Sebelumnya
- Perkuat Sinergitas, PWI Bengkalis Audiensi Dengan Ketua DPRD Bengkalis
- PWI Dan Diskoimpotik Bengkalis Perkuat Kemitraan
- Rubi Handoko Alias Akok Kembali Pimpin PERBAKIN Bengkalis Periode 2025-2029
- Rubi Handoko Alias Akok Kembali Pimpin PERBAKIN Bengkalis Periode 2025-2029
Berita Terkait
- UAS Isi Tabliqh Akbar Sempena MTQ Ke 44 Kab. Bengkalis di Mandau
- Persiapan Telah 100 Persen, Esok Event Goes Jelajah Alam Bengkalis di Mulai
- Camat Bengkalis Apresiasi Paso Budaya Yang Digagas Pemuda Desa Kuala Alam
- Dosen Maritim Gelar Pelatihan dan Bimbingan SMCP Untuk Calon Pelaut
- PDI Perjuangan Bengkalis Santuni Keluarga Korban Kebakaran di Sungai Selari
- BEM Polbeng Desak Legislatif Tandatangani Deklarasi Janji Tuntutan Mahasiswa
BENGKALIS - Dalam satu minggu terkahir di penghujung Bulan September tahun ini hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Bengkalis telah turun hujan setaip harinya. Kita bersyukur, karena dengan turunnya hujan dapat mengatasi masalah asap akibat karhutla. Namun di sisi lain, musim penghujan juga dapaat menimbulkan maslah kesehatan lainnya bagi masyarakat jika tidak diantisipasi dengan baik. Salah satunya yang paling fatal adalah penyakit Demam Berdatrah Dengue (DBD) yang dapat menyebabkan kematian.
Dari data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, berdasaarkan laporan Sistem Kewaspadaan Dini Respon Puskemas, bahwa sejak satu minggu terakhir terdapat 27 kasus DBD di Kabupaten Bengkalis, dengan rincian UPT. Puskesmas Bengkalis sebanyak 4 kasus, UPT. Puskesmas Sungai Pakning sebanyak 3 kasus, UPT. Puskesmas Balai Makam sebanyak 18 kasus, dan UPT. Puskesmas Sebanga sebanyak 2 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, dr. Ersan Saputra, TH, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Alwizar, SKM menghimbau kepada masyarakat agar menutup rapat-rapat tempat penampungan air bersih, menguras bak mandi/wc, vas bunga, tempat minum hewan ternak dan sebagainya minimal setiap 7 hari sekali.
“Nyamuk Aedes Aegypti ini hanya menjadikan air bersih yang tertampung sebagai tempat untuk meletakkan telurnya, tidak ada tempat lain. Oleh sebab itu kunci dari Pencegahan Penyakit DBD adalah displin dari kita semua untuk menutup rapat-rapat tempat penampungan air bersih, menguras bak mandi/wc, vas bunga, tempat minum hewan ternak dan sebagainya minimal setiap 7 hari sekali dan membebaskan pekarangan masing-masing dari gelas dan botol air mineral.” Papar Alwizar secara panjang lebar.
“Kita memahami bahwa hampir seluruh masyarakat kita menampung air hujan ini yang digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai sumber air minum, mencuci, memasak dan lain-lain. Tapi sekali lagi mohon lah untuk dispilin mentupnya, apalagi beberapa waktu yang lalu musim kemarau dan tempat penampungan air dibuka lebar-lebar berharap air hujan masuk, setelah hujan lupa untuk menutup kembali.” Sambung Alwizar lagi.
“Pencegahan Penyakit DBD ini domainnya ada di warga masyarakat dengan cara displin dalam melaksanakan 3 M, Pihak Dinas Kesehatan dan Jaringannya hanya dapat menghimbau melalui berbagai media informasi saja, dan pemberian Abate itu bukan lah untuk penampungan air yang rutin digunakan, tetapi adalah untuk tempat-tepat tertentu yang tidak bias ditutup, tidak bias dikuras, sepertinya misalnya kolam renang yang tinggal dan lain-lainnya. tetapi setelah dan kasus DBD baru domainnya ada Dinas Kesehatan dan Jaringnnya untuk melakukan Pengendalian Kasus.” Jelas Alwizar lebih lanjut.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis selanjutnya berharap kepada Camat, Lurah dan Kepala Desa untuk terus memotivasi warga dalam melakukan 3 M ini di rumah masing-masing, rumah ibadah seperti mesjid, musholla, gereja, kuil, sekolah-sekolah, pesantren, pasar, pelabuhan, dan terminal termasuk juga di kaantor-kantor pemerintah agar tidak ada air bersih yang menjadi tempat perindukan dan perkembangbiakan Naymuk Aedes aegypti. Agar daerah kita terbebas dari Penyakit DBD.
“Kepada seluruh UPT. Puskesmas kita harapkan agar memaksimalkan fungsi surveilans untuk memantau trend kasus dan Penyelidikan Epidemiloginya, agar dapat diketahui secara pasti dimana penderita terpapar jika memang ada kasus, kemudian mempedomani SOP Penyelidikan Epidemiologi DBD, SOP Penatalksanan Kasus DBD, SOP Pengendalian Kasus DBD, dan SOP Penanganan KLB DBD jika memang terjadi.” Tutup Alwizar mengakhiri.**
Editor : Supian
Print Berita0 Komentar
Tulis Komentar
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.