Kesadaran Kolektif dan Partisipasi Pemilih

dibaca: 1266 kali
Oleh: Editor Pojok Redaksi | Kamis, 07 Oktober 2021 - 11:54:24 WIB

Kesadaran Kolektif dan Partisipasi Pemilih

Billy Yanis Saputra, SE, MM

OPINI - Dalam negara demokrasi seperti Indonesia, proses politik elektoral tentu saja bukan hanya berbicara soal proses penyelenggaraan pemilihan yang periodik. Lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas demokrasi sebuah negara perlu dipandang lebih komprehensif seperti halnya partisipasi pemilih.

 

Rendahnya partisipasi pemilih dapat menggambarkan akan masih banyaknya pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan bersama yakni dalam membangun kesadaran kolektif akan proses politik yang dijalankan dalam sebuah negara demokrasi. Hal ini tentu saja perlu dikupas dan dianalisa untuk menjadi bahan evaluasi dalam meningkatkan iklim demokrasi dalam sebuah negara terutama di Indonesia.

 

Firmanzah (2018) menjelaskan dalam bukunya marketing politik bahwa,

 

“Demokrasi tidak hanya menyelenggarakan pemilihan umum secara berkala dan periodik. Demokrasi harus didukung oleh kesadaran kolektif masyarakat akan hak dan kewajiban berpolitik. Kekuasaan harus berada dalam suatu koridor tertentu agar tidak terjerumus kedalam absolutisme dan otoritarianisme. Masyarakat madani ( civil society ) perlu ditumbuh kembangkan sebagai kekuatan kritik dan penyeimbang dalam konstelasi kekuasaan suatu negara”.

 

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa proses membangun kesadaran politik untuk masyarakat sangatlah penting. Memberikan pendidikan politik agar meningkatnya partisipasi pemilih menjadi perhatian yang perlu terus menerus dilakukan demi terbentuknya iklim demokrasi yang lebih baik.

 

Dewasa ini dengan adanya saluran komunikasi yang lebih mudah melalui media digital yang dapat menyentuh masyarakat lebih luas dan terbangunnya komunikasi dua arah, seharusnya menjadi potensi dan peluang untuk dapat semakin meningkatkan partisipasi pemilih karena alasan-alasan mengenai sarana dan prasarana yang dulu menghambat proses pendidikan politik tidak lagi relevan.

 

Maka dari itu perlu political will oleh setiap lembaga politik dan juga unsur-unsur pendukung baik itu akademisi dan juga pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam proses demokrasi di Indonesia. Dapat diakui bahwa hari ini banyak politisi yang tidak menyentuh pada esensi dari pendidikan politik yang masuk pada sistem kognitif masyarakat yang cenderung hanya berkutat pada permukaan.

 

Dari data partisipasi pemilih yang dikeluarkan oleh katadata.go.id dapat dilihat terjadinya trend positif yang menunjukkan peningkatan partisipasi pemilih terutama pada saat pemilihan presiden pada tahun 2019. Namun perlu ditelaah lebih dalam apakah partisipasi pemilih ini berangkat dari terjadinya kesadaran politik atau ini terjadi karena ada faktor lainnya seperti polarisasi yang terjadi atau faktor kesadaran kolektif hasil dari pendidikan politik.**

Penulis : Billy Yanis Saputra, SE, MM Dosen STAIN Bengkalis

  Print Berita

0 Komentar

Tulis Komentar

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.

Komentar Facebook