STIE Syariah Gelar Forum Diskusi Internasional MUI dan University Fathony Thailand

dibaca: 508 kali
Oleh: Editor Pendidikan | Kamis, 14 Desember 2023 - 22:09:45 WIB

STIE Syariah Gelar Forum Diskusi Internasional MUI dan University Fathony Thailand

Foto : Ketua STIE Syariah Bengkalis Dr. Khodijah Ishak, Prof Tan Sri Abdul Latif Abu Bakar Dosen UIM, Prof Mahamadaree Waeno.dan para Dosen

BENGKALIS – Dalam rangka mempererat hubungan silaturrahmi antara rumpun melayu, Sekolah tinggi ilmu ekonomi STIE Syariah Bengkalis menyelenggarakan Forum Bicara Internasional Bersama 2 (Dua) Universitas Luar Negeri Yaitu Universitas Islam Malaysia (UIM) dan Universitas Fathoni Thailand, serta Universitas Agama Islam Tafaqqud Fiddin Dumai (IAI TF). Kamis (14/12/2024.

 

Acara yang diselenggarakan mengusung tema “Peranan Akademisi Dalam Bidang Sosio Ekonomi”, dengan Narasumber yang sangat luar biasa yaitu Prof. Tan Sri. Abdul Latif Abu Bakar (Dosen UIM), Prof. Mahamadaree Waeno ( Ketua Pusat Asean University Fathony), H. Ahmad RozaI Akbar (Dosen IAI TF Dumai), Dr. Mashuri dan Ahmad Sirotol (Dosen STIE Syariah). 13 Desember 2023. Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Ketua STIE Dr. Khodijah Ishak.

 

Dalam sambutannya Khodijah Ishak mengucapkan selamat datang para tamu undangan. Kegiatan ini diselenggarakan karena adanya kerjamasa antara setiap universitas. Dilaksankan acara ini dengan tujuan memberikan pemahaman kepada akademisi terutama dosen dan civitas akademika khususnya dalam rangka meluasnya konsep pengetahuan ekonomi melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan setiap hari. Disamping itu juga untuk membentuk persepsi positif terhadap akademisi dibidang ekonomi melalui usaha ekonomi khususnya rumpun melayu.

 

“kami berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan mudah-mudahan kegiatan ini memberikan manfaat bagi kita Bersama terutama kita yang berada di wilayah rumpun melayu dan berbahasa melayu. Dan semoga kegiatan ekonomi rumpun melayu ini bisa menempati urutan pertama khususnya di negara asia”. Ungkap Khodijah

 

Dilanjutkan narasumber Tan Sri Abdul menyampaikan bahwa melayu mewarisi peradaban dunia berasas tinggi. Berdasarkan kehidupan, satu diantaranya dari Pembangunan sosio ekonomi. Sosio ekonomi ini melibatkan Marwah, warisan dan ekonomi kemajuan. Manakala politik itu berada di atas yang memantau sosio. Jika politik tidak terarah maka akan hancur ekonomi ini. Dan ini menjadi salah satu konsep peradaban dimana kita harus mensupport warisan yang berbudaya tinggi seperti sopan santun, budi pekerti, hormat menghormati.

 

lanjut pembicara Mahamadaree mengatakan bahwa memang ekonomi itu suatu hal yang penting tapi yang paling penting ialah keyakinan dan itu terjadi di keluarga besar mayoritas muslim melayu di Thailand. Kami sebagai warga kecil dibeberapa bidang ekonomi dan lainnya, selalu bersyukur karena dari dulu sampai sekarang diberikan dukungan dari Malaysia dan Indonesia serta selalu memotivasi tentang Ekonomi Islam. Memang sekarang ini ekonomi syariah yang berlaku disana baik itu dibidang Pendidikan dan juga bisnis masih awam. Namun dari awalnya orang tua suku melayu di thailand sangat antusias sekali dengan agamanya maupun narwahnya. Sehingga Tuan Guru di pesantren Thailand selalu menginginkan supaya Masyarakat di Thailand itu dapat melaksanakan bisnis secara islam.

 

“Alhamdulillah belakangan ini baik dari Indonesia dan Malaysia dan beberapa akademisi pembelajaran ekonomi islam di arab, itu mulai berperan memberikan arahan secara akademis ekonomi islam seperti apa”. Dan intinya ekonomi islam adalah jalan keluar untuk semua masalah namun seperti apa kita akan memanfaatkan dan kita mengimplementasikan di pasar Masyarakat.

 

Turut hadir dalam forum ini ialah Ketua Yayasan Bangun Insani, para dosen dan Civitas Akademika STIE Syariah, Politeknik dan STAIN Bengkalis, beserta mahasiswa STIE Syariah Bengkalis.**

Penyunting : SUPIAN

  Print Berita

0 Komentar

Tulis Komentar

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.

Komentar Facebook